St. Pierre Cathedral adalah sebuah gereja yang terletak di kota Jenewa, Swiss. Gereja ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya, yang mencerminkan perubahan sosial, politik, dan agama yang terjadi di Jenewa sejak abad keempat hingga sekarang. Artikel ini akan membahas tentang latar belakang, arsitektur, daya tarik, dan tips pengunjung dari gereja ini.

Latar Belakang

Gereja ini didirikan pada abad keempat sebagai sebuah katedral Katolik Roma, yang merupakan tempat kedudukan uskup Jenewa. Gereja ini dibangun di atas situs arkeologi yang berisi makam seorang kepala suku Allobrogian dari abad pertama SM. Gereja ini mengalami beberapa perubahan arsitektur sepanjang abad, mulai dari gaya Romawi, Gotik, hingga Neoklasik.

Pada abad keenam belas, gereja ini menjadi saksi dari Reformasi Protestan, sebuah gerakan yang menentang doktrin dan praktik Gereja Katolik Roma. Salah satu tokoh utama dari Reformasi Protestan adalah John Calvin, seorang teolog, reformator, dan sarjana asal Prancis yang tinggal di Jenewa. Calvin menjadikan gereja ini sebagai gereja rumahnya dan mengubahnya menjadi tempat ibadah Protestan. Di dalam gereja ini terdapat sebuah kursi kayu yang digunakan oleh Calvin.

Selama masa Reformasi, gereja ini mengalami perubahan besar-besaran di dalamnya. Segala hiasan, kapel samping, dan karya seni yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Protestan dibuang, kecuali kaca patri. Hal ini membuat interior gereja ini menjadi sangat sederhana dan kontras dengan gereja-gereja Katolik yang masih bertahan.

Pada abad kedelapan belas, gereja ini mendapatkan tambahan fasad utama yang bergaya Neoklasik. Pada abad kesembilan belas, warga Jenewa menghias kembali sebuah kapel samping yang berdekatan dengan pintu utama gereja dengan gaya Gotik Revival.

Arsitektur

Gereja ini memiliki bentuk silang Latin, dengan panjang 64 meter, lebar 36 meter, dan tinggi 25 meter. Gereja ini memiliki dua menara yang berdiri di sisi barat, yang disebut menara Selatan dan menara Utara. Menara Selatan memiliki ketinggian 64 meter, sedangkan menara Utara memiliki ketinggian 60 meter. Di antara kedua menara ini terdapat sebuah jendela besar yang berbentuk setengah lingkaran, yang disebut rosette.

Gereja ini memiliki tiga pintu masuk, yang terletak di sisi barat, utara, dan selatan. Pintu utama gereja berada di sisi barat, di bawah rosette. Pintu ini memiliki ukiran yang menggambarkan adegan-adegan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pintu utara gereja berada di sisi kanan menara Utara, dan memiliki ukiran yang menggambarkan adegan-adegan dari Kehidupan Yesus. Pintu selatan gereja berada di sisi kiri menara Selatan, dan memiliki ukiran yang menggambarkan adegan-adegan dari Kehidupan Maria.

Interior gereja ini memiliki gaya yang sederhana dan minimalis, tanpa banyak hiasan atau ornamen. Gereja ini memiliki sebuah ruang utama yang disebut nave, yang terbagi menjadi empat bagian oleh empat tiang besar. Di ujung timur nave terdapat sebuah altar yang dikelilingi oleh empat pilar. Di atas altar terdapat sebuah lukisan yang menggambarkan Perjamuan Terakhir. Di sisi kiri dan kanan nave terdapat dua lorong yang disebut aisles, yang memiliki beberapa kapel kecil. Di sisi timur aisles terdapat dua kapel besar yang disebut transept, yang membentuk sayap silang gereja. Di sisi utara transept terdapat sebuah kapel yang disebut Chapelle des Macchabées, yang dihiasi dengan gaya Gotik Revival. Di sisi selatan transept terdapat sebuah kapel yang disebut Chapelle de la Sainte-Croix, yang memiliki sebuah relikui salib kayu yang diyakini berasal dari salib Yesus.

Daya Tarik

Salah satu daya tarik dari gereja ini adalah menara-menaranya yang menawarkan pemandangan kota dan danau Jenewa yang menakjubkan. Untuk mencapai puncak menara, pengunjung harus menaiki 157 anak tangga. Dari atas menara, pengunjung dapat melihat panorama Jenewa, termasuk bangunan-bangunan bersejarah, jembatan-jembatan, taman-taman, danau, dan pegunungan. Pengunjung juga dapat melihat jam-jam besar yang terdapat di menara, yang memiliki mekanisme yang rumit dan unik.

Selain itu, gereja ini juga memiliki situs arkeologi di bawahnya yang menampilkan peninggalan-peninggalan dari zaman kuno. Pengunjung dapat melihat sisa-sisa bangunan-bangunan yang pernah berdiri di tempat gereja ini, mulai dari abad pertama hingga abad keenam belas. Pengunjung juga dapat melihat artefak-artefak yang ditemukan di situs ini, seperti koin-koin, perhiasan-perhiasan, patung-patung, dan makam-makam. Situs arkeologi ini juga memiliki sebuah museum yang menyimpan koleksi-koleksi yang lebih lengkap dan berharga.

Kegiatan atau Atraksi Lokal

Gereja ini terletak di pusat kota Jenewa, yang merupakan kawasan yang ramai dan menarik. Di sekitar gereja ini terdapat banyak kegiatan atau atraksi lokal yang dapat dinikmati oleh pengunjung, seperti:

  • Berjalan-jalan di Place du Bourg-de-Four, sebuah alun-alun yang bersejarah dan penuh dengan kafe, restoran, dan toko-toko. Alun-alun ini merupakan tempat pertemuan dan hiburan bagi warga Jenewa sejak abad keempat belas. Di sini, pengunjung dapat menikmati suasana yang hidup dan beragam, serta mencicipi kuliner lokal yang lezat.
  • Mengunjungi Maison Tavel, sebuah museum yang berada di gedung tertua di Jenewa. Gedung ini dibangun pada abad keempat belas dan pernah menjadi rumah bagi keluarga Tavel, yang merupakan salah satu keluarga bangsawan di Jenewa. Museum ini menampilkan sejarah dan budaya Jenewa dari abad pertengahan hingga abad kesembilan belas, melalui koleksi-koleksi yang meliputi model-model kota, lukisan-lukisan, foto-foto, perabotan-perabotan, dan benda-benda seni. Museum ini juga memiliki sebuah teras yang menawarkan pemandangan indah kota Jenewa.
  • Menyaksikan Jet d’Eau, sebuah air mancur raksasa yang menjadi simbol Jenewa. Air mancur ini terletak di Danau Jenewa, dan dapat menyemburkan air setinggi 140 meter dengan kecepatan 200 km/jam. Air mancur ini dapat dilihat dari berbagai sudut kota, dan terlihat sangat spektakuler pada malam hari, ketika diterangi oleh lampu-lampu berwarna-warni.

Harga tiket untuk masuk ke gereja ini adalah gratis, namun pengunjung harus membayar sejumlah biaya untuk mengakses menara dan situs arkeologi. Biaya untuk menara adalah 5 franc Swiss (sekitar 60 ribu rupiah) untuk dewasa, dan 2 franc Swiss (sekitar 24 ribu rupiah) untuk anak-anak. Biaya untuk situs arkeologi adalah 8 franc Swiss (sekitar 96 ribu rupiah) untuk dewasa, dan 4 franc Swiss (sekitar 48 ribu rupiah) untuk anak-anak. Pengunjung juga dapat membeli tiket gabungan untuk menara dan situs arkeologi Biaya untuk situs arkeologi adalah 8 franc Swiss (sekitar 96 ribu rupiah) untuk dewasa, dan 4 franc Swiss (sekitar 48 ribu rupiah) untuk anak-anak. Pengunjung juga dapat membeli tiket gabungan untuk menara dan situs arkeologi dengan harga 10 franc Swiss (sekitar 120 ribu rupiah) untuk dewasa, dan 5 franc Swiss (sekitar 60 ribu rupiah) untuk anak-anak.

Tips Pengunjung

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu pengunjung menikmati kunjungan mereka ke gereja ini:

  • Gereja ini buka setiap hari dari pukul 10.00 hingga 17.30, kecuali pada hari Minggu, ketika gereja ini buka dari pukul 12.00 hingga 17.30. Menara dan situs arkeologi buka dari pukul 10.00 hingga 17.00, kecuali pada hari Senin, ketika mereka tutup. Pengunjung disarankan untuk datang lebih awal untuk menghindari antrean panjang, terutama pada akhir pekan atau hari libur.
  • Gereja ini dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti berjalan kaki, naik bus, tram, atau taksi. Jika pengunjung memilih untuk berjalan kaki, mereka dapat menikmati pemandangan kota yang indah dan berhenti di tempat-tempat menarik lainnya di sepanjang jalan. Jika pengunjung memilih untuk naik bus atau tram, mereka dapat turun di halte Place de Neuve atau Place du Cirque, yang berjarak sekitar 5 menit berjalan kaki dari gereja. Jika pengunjung memilih untuk naik taksi, mereka dapat memberitahu sopir untuk mengantarkan mereka ke St. Pierre Cathedral.
  • Gereja ini adalah tempat ibadah yang masih aktif, sehingga pengunjung diharapkan untuk menghormati aturan dan etika yang berlaku. Pengunjung diminta untuk berpakaian sopan, tidak berisik, tidak mengambil foto atau video di dalam gereja, dan tidak mengganggu jemaat atau petugas gereja. Pengunjung juga dapat mengikuti ibadah atau doa yang diselenggarakan di gereja, jika mereka tertarik.
  • Gereja ini memiliki sebuah toko suvenir yang menjual berbagai barang yang berkaitan dengan gereja, seperti buku, kartu pos, magnet, gantungan kunci, dan lain-lain. Pengunjung dapat membeli barang-barang ini sebagai kenang-kenangan atau oleh-oleh dari kunjungan mereka. Toko suvenir ini terletak di sisi kanan pintu utama gereja, dan buka setiap hari dari pukul 10.00 hingga 17.00.
  • Gereja ini memiliki sebuah kafe yang menyajikan minuman dan makanan ringan yang lezat dan terjangkau. Pengunjung dapat bersantai dan menikmati pemandangan gereja dari kafe ini, sambil menyeruput kopi, teh, atau cokelat panas. Kafe ini terletak di sisi kiri pintu utama gereja, dan buka setiap hari dari pukul 10.00 hingga 17.00.

St. Pierre Cathedral adalah sebuah gereja yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan agama yang tinggi. Gereja ini merupakan simbol dari identitas Jenewa sebagai kota yang beragam dan dinamis. Gereja ini juga menjadi tempat pertemuan dan kerjasama antara berbagai denominasi Kristen, termasuk Katolik dan Protestan. Gereja ini menawarkan berbagai daya tarik yang dapat dinikmati oleh pengunjung, seperti menara, situs arkeologi, museum, dan toko suvenir. Gereja ini juga dikelilingi oleh banyak kegiatan atau atraksi lokal yang dapat diakses dengan mudah dari gereja. Gereja ini adalah salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi ketika berada di Jenewa.