Investasi adalah salah satu cara untuk mengembangkan kekayaan dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Namun, investasi juga memiliki risiko yang harus diperhitungkan. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi, Anda perlu melakukan analisis kelayakan investasi, yaitu proses untuk menilai apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak.

Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan investasi, seperti Payback Period (PB), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan lain-lain. Namun, dalam artikel ini, kita akan membahas dua metode yang paling umum digunakan, yaitu Return on Investment (ROI) dan Net Present Value (NPV).

Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) adalah rasio yang mengukur keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari investasi, dibandingkan dengan biaya investasi. ROI dapat digunakan untuk membandingkan kinerja investasi yang berbeda, atau untuk mengevaluasi efektivitas suatu proyek atau kegiatan.

Rumus ROI adalah sebagai berikut:

ROI=BiayaKeuntungan−Biaya​×100%

Keuntungan adalah selisih antara nilai investasi saat ini dengan nilai investasi awal. Biaya adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk melakukan investasi. ROI dapat dinyatakan dalam persen atau desimal.

Contoh:

Anda membeli saham perusahaan XYZ seharga Rp 10.000.000 pada tahun 2020. Pada tahun 2021, Anda menjual saham tersebut seharga Rp 12.000.000. Berapa ROI Anda?

Keuntungan = Rp 12.000.000 - Rp 10.000.000 = Rp 2.000.000 Biaya = Rp 10.000.000 ROI = (Rp 2.000.000 / Rp 10.000.000) x 100% = 20%

Artinya, Anda mendapatkan keuntungan sebesar 20% dari investasi Anda.

Kelebihan ROI

  • ROI mudah dipahami dan dihitung, karena hanya membutuhkan dua variabel, yaitu keuntungan dan biaya.
  • ROI dapat digunakan untuk membandingkan berbagai jenis investasi, karena menggunakan satuan yang sama, yaitu persen atau desimal.
  • ROI dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja investasi secara keseluruhan, atau untuk mengevaluasi aspek-aspek tertentu, seperti biaya operasional, biaya modal, atau biaya pemasaran.

Kekurangan ROI

  • ROI tidak memperhitungkan waktu atau durasi investasi, sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman. Misalnya, investasi A memiliki ROI 50% dalam 5 tahun, sedangkan investasi B memiliki ROI 25% dalam 2 tahun. Jika hanya melihat ROI, investasi A tampak lebih baik. Namun, jika memperhitungkan waktu, investasi B lebih baik, karena memiliki tingkat pengembalian yang lebih cepat.
  • ROI tidak memperhitungkan nilai uang di masa depan, sehingga dapat menimbulkan distorsi. Misalnya, investasi A memiliki ROI 10% dalam 10 tahun, sedangkan investasi B memiliki ROI 5% dalam 5 tahun. Jika hanya melihat ROI, investasi A tampak lebih baik. Namun, jika memperhitungkan nilai uang di masa depan, investasi B lebih baik, karena memiliki nilai sekarang yang lebih tinggi.
  • ROI tidak memperhitungkan risiko atau ketidakpastian investasi, sehingga dapat menimbulkan kesalahan. Misalnya, investasi A memiliki ROI 20% dengan risiko tinggi, sedangkan investasi B memiliki ROI 10% dengan risiko rendah. Jika hanya melihat ROI, investasi A tampak lebih baik. Namun, jika memperhitungkan risiko, investasi B lebih baik, karena memiliki tingkat pengembalian yang lebih stabil.

Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar yang diharapkan dari investasi, dengan menggunakan tingkat diskonto tertentu. NPV dapat digunakan untuk menentukan apakah investasi tersebut layak atau tidak, dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

  • Jika NPV positif, investasi layak dilakukan, karena memberikan keuntungan lebih besar dari biaya modal.
  • Jika NPV negatif, investasi tidak layak dilakukan, karena memberikan keuntungan lebih kecil dari biaya modal.
  • Jika NPV nol, investasi bersifat netral, karena memberikan keuntungan sama dengan biaya modal.

Rumus NPV adalah sebagai berikut:

NPV=t=0∑n​(1+i)tCFt​​

CFt adalah arus kas pada periode t. i adalah tingkat diskonto. n adalah jumlah periode.

Contoh:

Anda ingin melakukan investasi dengan biaya awal Rp 100.000.000. Anda memperkirakan bahwa investasi tersebut akan menghasilkan arus kas sebesar Rp 30.000.000 per tahun selama 5 tahun. Tingkat diskonto yang Anda gunakan adalah 10%. Berapa NPV investasi Anda?

NPV = -Rp 100.000.000 + (Rp 30.000.000 / 1,1) + (Rp 30.000.000 / 1,1^2) + (Rp 30.000.000 / 1,1^3) + (Rp 30.000.000 / 1,1^4) + (Rp 30.000.000 / 1,1^5) NPV = -Rp 100.000.000 + Rp 27.272.727 + Rp 24.793.388 + Rp 22.539.444 + Rp 20.490.404 + Rp 18.627.640 NPV = Rp 13.723.603

Artinya, investasi Anda memiliki nilai sekarang positif sebesar Rp 13.723.603, sehingga layak dilakukan.

Kelebihan NPV

  • NPV memperhitungkan waktu atau durasi investasi, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih akurat. NPV menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan, dengan menggunakan tingkat diskonto yang sesuai dengan risiko investasi.
  • NPV memperhitungkan nilai uang di masa depan, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih realistis. NPV menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan, dengan menggunakan tingkat bunga yang berlaku di pasar.
  • NPV memperhitungkan risiko atau ketidakpastian investasi, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih tepat. NPV menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan, dengan menggunakan tingkat diskonto yang mencerminkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi.

Kekurangan NPV

  • NPV sulit dipahami dan dihitung, karena membutuhkan banyak variabel, seperti arus kas, tingkat diskonto, dan jumlah periode. NPV juga membutuhkan asumsi-asumsi yang mungkin tidak akurat atau berubah-ubah, seperti perkiraan arus kas atau tingkat diskonto.
  • NPV sulit digunakan untuk membandingkan investasi yang berbeda, karena bergantung pada skala investasi. NPV dapat menunjukkan hasil yang berbeda untuk investasi yang memiliki biaya awal atau durasi yang berbeda, meskipun memiliki tingkat pengembalian yang sama.
  • NPV sulit digunakan untuk mengevaluasi kinerja investasi secara keseluruhan, atau untuk mengevaluasi aspek-aspek tertentu, karena hanya menghitung nilai sekarang dari selisih arus kas. NPV tidak menghitung tingkat pengembalian yang diperoleh dari investasi, atau biaya-biaya yang terkait dengan investasi.

Kesimpulan

ROI dan NPV adalah dua metode yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan investasi. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum melakukan investasi. ROI lebih mudah dipahami dan dihitung, tetapi tidak memperhitungkan waktu, nilai uang, dan risiko investasi. NPV lebih akurat dan realistis, tetapi lebih sulit dipahami dan dihitung, dan bergantung pada asumsi-asumsi yang mungkin tidak pasti.