Tahun 2023 akan menjadi tahun yang penuh dengan tantangan dan peluang bagi investor. Dengan kondisi ekonomi global yang masih tidak pasti, tingkat suku bunga yang meningkat, dan inflasi yang bergejolak, investor perlu mengenali tren investasi yang akan mempengaruhi arah pasar finansial. Berikut ini adalah beberapa tren investasi yang perlu diperhatikan pada tahun 2023:
Akhir dari Penguatan Dolar AS
Salah satu tren investasi yang akan berakhir pada tahun 2023 adalah penguatan dolar AS (USD) terhadap mata uang lainnya. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi bahwa The Fed, bank sentral AS, akan memperlambat kenaikan suku bunga acuan karena inflasi di AS telah mencapai puncaknya. Selain itu, diferensial suku bunga antara USD dan mata uang G10 lainnya tidak mungkin semakin lebar, sehingga menghilangkan daya tarik USD sebagai safe haven.
Dengan demikian, investor dapat mengambil keuntungan dari pelemahan USD dengan berinvestasi pada mata uang yang memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, seperti yen Jepang (JPY), dolar Singapura (SGD), dan real Brasil (BRL). Investor juga dapat berinvestasi pada mata uang yang memiliki keterkaitan dengan komoditas, seperti dolar Australia (AUD), dolar Kanada (CAD), dan rubel Rusia (RUB).
Realokasi ke Obligasi Menjelang Puncak Suku Bunga
Tren investasi lain yang akan terjadi pada tahun 2023 adalah realokasi ke obligasi menjelang puncak suku bunga. Setelah mengalami kenaikan tajam pada tahun 2022, imbal hasil obligasi diharapkan akan stabil atau bahkan menurun pada tahun 2023 seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan penurunan tekanan inflasi. Hal ini akan meningkatkan daya tarik obligasi sebagai instrumen investasi yang memberikan pendapatan tetap dan perlindungan risiko.
Oleh karena itu, investor dapat meningkatkan alokasi mereka pada obligasi, terutama obligasi berperingkat investasi di pasar negara maju, pasar negara berkembang, dan Asia. Investor juga dapat memilih obligasi dengan durasi pendek hingga menengah (2-5 tahun) untuk mengurangi risiko perubahan suku bunga. Selain itu, investor dapat mempertimbangkan obligasi yang terkait dengan keuangan berkelanjutan, seperti green bond, social bond, dan sustainability bond.
Membangun Portofolio Tahan Resesi
Tren investasi selanjutnya yang perlu dipersiapkan oleh investor adalah membangun portofolio tahan resesi. Seiring dengan meningkatnya risiko siklus ekonomi yang memburuk hingga setidaknya kuartal I/2023, investor perlu fokus pada perusahaan berkualitas yang memiliki neraca kuat dan kekuatan margin untuk menghasilkan pendapatan yang kokoh, bahkan saat biaya input naik dan pertumbuhan melambat.
Investor juga dapat mencari perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan struktural jangka panjang, seperti perusahaan yang fokus pada keberlanjutan, teknologi digital, kesehatan, dan konsumsi. Selain itu, investor dapat memanfaatkan peluang dari inovasi teknologi dan bisnis yang terus berkembang di sektor e-commerce, fintech, edutech, healthtech, dan bioteknologi.
Tahun 2023 akan menjadi tahun yang menantang sekaligus menarik bagi investor. Dengan mengenali tren investasi yang akan mempengaruhi arah pasar finansial, investor dapat merencanakan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko mereka. Beberapa tren investasi yang perlu diperhatikan pada tahun 2023 antara lain adalah akhir dari penguatan USD, realokasi ke obligasi menjelang puncak suku bunga, dan membangun portofolio tahan resesi.