Kyoto, kota yang terkenal dengan sejarah dan budayanya yang kaya, memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Kuil Ginkaku-ji, atau Kuil Paviliun Perak, yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Kuil ini berdiri megah di kaki Gunung Higashiyama, dengan arsitektur dan taman yang indah. Namun, apa sebenarnya kisah di balik kuil ini? Mengapa disebut Paviliun Perak, padahal tidak ada emas yang melapisi bangunannya? Bagaimana cara mengunjungi kuil ini dan apa saja yang bisa dilakukan di sana? Berikut adalah ulasan lengkap tentang Kuil Ginkaku-ji yang bisa menjadi panduan bagi Anda yang ingin mengenal lebih dekat kuil ini.

Sejarah Kuil Ginkaku-ji

Kuil Ginkaku-ji awalnya dibangun pada tahun 1482 oleh shogun Ashikaga Yoshimasa, yang merupakan cucu dari Ashikaga Yoshimitsu, pendiri Kuil Kinkaku-ji atau Kuil Paviliun Emas. Yoshimasa ingin membuat sebuah vila peristirahatan yang mirip dengan vila kakeknya, tetapi dengan gaya yang lebih sederhana dan elegan. Ia juga ingin mengekspresikan kecintaannya pada seni dan budaya, terutama budaya Higashiyama, yang berkembang pada masa pemerintahannya. Budaya Higashiyama mencakup berbagai bentuk seni seperti upacara minum teh, seni bunga, teater noh, puisi, desain taman, dan arsitektur.

Vila peristirahatan Yoshimasa terdiri dari beberapa bangunan, tetapi yang paling menonjol adalah bangunan bertingkat dua yang disebut Kannon-den, atau Aula Kannon. Bangunan ini dipersembahkan untuk Kannon, dewi belas kasih dalam agama Buddha. Bangunan ini juga dikenal sebagai Ginkaku, atau Paviliun Perak, meskipun tidak ada emas yang melapisi bangunannya. Ada beberapa teori mengenai asal-usul nama ini, salah satunya adalah bahwa bangunan ini direncanakan untuk dilapisi emas, tetapi karena krisis ekonomi dan politik pada saat itu, rencana tersebut tidak terwujud. Teori lain adalah bahwa nama ini diberikan untuk membedakannya dengan Kinkaku, atau Paviliun Emas, yang merupakan vila kakeknya. Teori lain lagi adalah bahwa nama ini muncul karena pantulan cahaya bulan pada bangunan yang berwarna gelap, sehingga memberikan kesan berkilau seperti perak.

Setelah Yoshimasa meninggal pada tahun 1490, vila peristirahatannya diubah menjadi kuil Zen dari aliran Rinzai, sesuai dengan wasiatnya. Kuil ini diberi nama Jisho-ji, atau Kuil Jisho, dan menjadi cabang dari kuil Shokoku-ji. Kuil ini juga menjadi tempat peristirahatan abadi bagi Yoshimasa dan istrinya. Selama berabad-abad, kuil ini mengalami beberapa kali kerusakan akibat bencana alam dan perang. Pada tahun 1654, kuil ini dibangun kembali oleh shogun Tokugawa Iemitsu. Pada tahun 1891, kuil ini ditetapkan sebagai harta nasional oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1994, kuil ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai bagian dari Monumen Bersejarah Kyoto.

Atraksi dan Kegiatan di Kuil Ginkaku-ji

Kuil Ginkaku-ji memiliki banyak atraksi dan kegiatan yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Mengagumi arsitektur dan taman kuil. Kuil Ginkaku-ji memiliki arsitektur yang unik dan taman yang indah. Setiap lantai dari bangunan Kannon-den memiliki gaya yang berbeda. Lantai pertama dibangun dengan gaya Shinden-zukuri, yang merupakan gaya arsitektur khas istana pada zaman Heian. Lantai ini memiliki pilar kayu alami dan dinding plester putih, yang kontras dengan lantai atas yang berwarna gelap. Lantai kedua dibangun dengan gaya Bukke-zukuri, yang merupakan gaya arsitektur khas kediaman samurai. Lantai ini seluruhnya dilapisi emas dan memiliki atap bergaya Cina. Di dalam bangunan ini terdapat patung Kannon dan Yoshimasa, tetapi tidak bisa dilihat oleh publik.
  • Taman kuil Ginkaku-ji juga sangat menawan. Taman ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu taman pasir kering dan taman lumut. Taman pasir kering terdiri dari lautan pasir perak yang disebut Ginshadan, yang melambangkan danau, dan gundukan pasir yang disebut Kogetsudai, yang melambangkan gunung. Taman ini merupakan simbol dari alam semesta dalam ajaran Zen. Taman lumut terdiri dari berbagai jenis tanaman hijau, batu, kolam, dan air terjun. Taman ini merupakan simbol dari kehidupan di bumi.
  • Berjalan-jalan di sepanjang jalur sirkular. Kuil Ginkaku-ji memiliki jalur sirkular yang mengelilingi bangunan dan taman kuil. Jalur ini memberikan pemandangan yang berbeda dari berbagai sudut. Jalur ini juga melewati beberapa bangunan dan tempat menarik lainnya, seperti Togudo, yang merupakan bangunan tertua di kuil ini dan memiliki ruang belajar yang dianggap sebagai contoh tertua dari arsitektur Shoin; Hondo, yang merupakan aula utama kuil dan memiliki lukisan di pintu gesernya; Sekkatei, yang merupakan pondok teh yang dibangun pada tahun 1654; dan Ginkaku-ji Museum, yang menampilkan berbagai benda bersejarah yang berkaitan dengan kuil ini.

  • Menikmati budaya Higashiyama. Kuil Ginkaku-ji adalah salah satu pusat budaya Higashiyama, yang berkembang pada masa pemerintahan Yoshimasa. Budaya Higashiyama mencerminkan nilai-nilai estetika, kesederhanaan, dan keindahan alam dari ajaran Zen. Pengunjung bisa menikmati budaya Higashiyama dengan mengikuti upacara minum teh, mengagumi seni bunga, menyaksikan pertunjukan teater noh, membaca puisi, atau belajar tentang desain taman dan arsitektur.

  • Berbelanja oleh-oleh dan makanan khas. Di sekitar kuil Ginkaku-ji terdapat banyak toko souvenir dan makanan khas yang bisa dikunjungi oleh pengunjung. Beberapa oleh-oleh yang populer adalah manisan kacang merah, kerajinan bambu, keramik, kipas, dan gantungan kunci. Beberapa makanan khas yang bisa dicoba adalah soba dingin, tofu goreng, mochi, dan es krim matcha.

Tips Mengunjungi Kuil Ginkaku-ji

Berikut adalah beberapa tips untuk mengunjungi Kuil Ginkaku-ji:

  • Datanglah pada pagi atau sore hari untuk menghindari kerumunan pengunjung. Kuil Ginkaku-ji adalah salah satu tempat wisata paling populer di Kyoto, sehingga bisa sangat ramai pada siang hari. Jika Anda ingin menikmati suasana tenang dan damai di kuil ini, sebaiknya datanglah pada pagi atau sore hari.

  • Kenakanlah pakaian dan sepatu yang nyaman untuk berjalan-jalan. Kuil Ginkaku-ji memiliki jalur sirkular yang cukup panjang dan berkelok-kelok. Anda juga harus naik tangga untuk mencapai beberapa tempat tertentu. Oleh karena itu, kenakanlah pakaian dan sepatu yang nyaman untuk berjalan-jalan.

  • Menyelesaikan artikel yang sudah saya buat. Artikel saya tentang Kuil Ginkaku-ji sudah hampir selesai, tetapi masih kurang beberapa bagian. Saya akan menambahkan bagian tentang akses lokasi, kesimpulan, kata kunci, meta deskripsi, dan sumber di akhir artikel. Berikut adalah lanjutan dari artikel saya:

Akses Lokasi Kuil Ginkaku-ji

Untuk mencapai lokasi Kuil Ginkaku-ji dari Stasiun Kyoto, ada beberapa cara yang bisa Anda pilih, yaitu:

  • Naik bus kota Kyoto nomor 5, 17, atau 100 dari terminal bus A2 atau D1 di depan stasiun. Turun di halte Ginkakuji-michi atau Ginkakuji-mae. Waktu tempuh sekitar 35 menit dan biaya tiket sekitar 230 yen.
  • Naik kereta JR Nara Line dari Stasiun Kyoto ke Stasiun Tofukuji. Lalu naik kereta Keihan Main Line dari Stasiun Tofukuji ke Stasiun Demachiyanagi. Lalu naik bus kota Kyoto nomor 17 atau 102 dari terminal bus dekat stasiun. Turun di halte Ginkakuji-michi atau Ginkakuji-mae. Waktu tempuh sekitar 45 menit dan biaya tiket sekitar 500 yen.
  • Naik kereta bawah tanah Karasuma Line dari Stasiun Kyoto ke Stasiun Kokusaikaikan. Lalu naik bus kota Kyoto nomor 102 dari terminal bus dekat stasiun. Turun di halte Ginkakuji-michi atau Ginkakuji-mae. Waktu tempuh sekitar 50 menit dan biaya tiket sekitar 490 yen.

Kuil Ginkaku-ji adalah sebuah tempat wisata yang menawarkan keindahan arsitektur dan taman yang menggambarkan budaya Higashiyama. Kuil ini juga memiliki sejarah yang panjang dan menarik, serta menjadi saksi dari perkembangan seni dan budaya Jepang. Kuil ini juga menawarkan pengalaman spiritual dan edukatif bagi pengunjung.