Sektor kesehatan adalah salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan manusia dan ekonomi. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga merupakan faktor penentu produktivitas, daya saing, dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Namun, sektor kesehatan juga menghadapi berbagai tantangan, seperti peningkatan kebutuhan dan harapan masyarakat, perubahan pola penyakit, penuaan penduduk, keterbatasan sumber daya, dan perubahan teknologi. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan investasi yang besar dan berkelanjutan di sektor kesehatan, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Investasi di sektor kesehatan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti pembangunan fasilitas kesehatan, pengembangan sumber daya manusia kesehatan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan, serta pemberian layanan kesehatan. Investasi di sektor kesehatan tidak hanya memberikan manfaat sosial, tetapi juga manfaat ekonomi, baik bagi investor, industri, maupun masyarakat.
Potensi Pertumbuhan di Sektor Kesehatan
Sektor kesehatan memiliki potensi pertumbuhan yang besar, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan sektor kesehatan adalah:
- Peningkatan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita yang meningkat akan meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini akan meningkatkan permintaan akan layanan kesehatan, baik yang bersifat preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif. Menurut data Bank Dunia, pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar 4.174,9 dollar AS, atau meningkat sekitar 3,6 kali lipat dari tahun 2000 yang sebesar 1.146,8 dollar AS.
- Peningkatan jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut (60 tahun ke atas) akan meningkat seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan akan layanan kesehatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan khusus penduduk usia lanjut. Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk usia lanjut Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar 26,2 juta jiwa, atau sekitar 9,7% dari total penduduk, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 48,2 juta jiwa, atau sekitar 15,8% dari total penduduk pada tahun 2035.
- Perubahan pola penyakit. Perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular akan meningkatkan kebutuhan akan layanan kesehatan yang lebih kompleks, berkelanjutan, dan mahal. Penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker, dan penyakit pernapasan kronis, merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, penyakit tidak menular menyumbang sekitar 71% dari total beban penyakit di Indonesia pada tahun 2018.
- Perkembangan teknologi kesehatan. Perkembangan teknologi kesehatan, seperti bioteknologi, nanoteknologi, telemedisin, robotika, dan kecerdasan buatan, akan meningkatkan kemampuan dan efisiensi dalam mendiagnosis, mengobati, dan mencegah penyakit. Hal ini akan meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan, serta membuka peluang baru bagi inovasi dan kolaborasi antara berbagai pihak di sektor kesehatan. Menurut data Global Innovation Index, Indonesia berada di peringkat ke-85 dari 131 negara dalam hal inovasi kesehatan pada tahun 2020, atau meningkat 10 peringkat dari tahun 2019 yang berada di peringkat ke-95.
Kelebihan dan Kekurangan Investasi di Sektor Kesehatan
Investasi di sektor kesehatan memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh para investor, industri, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan investasi di sektor kesehatan:
Kelebihan
- Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Investasi di sektor kesehatan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dengan cara meningkatkan akses, kualitas, dan keterjangkauan layanan kesehatan, serta mencegah dan mengatasi penyakit. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan angka harapan hidup, penurunan angka kematian dan kesakitan, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat.
- Mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Investasi di sektor kesehatan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional, dengan cara meningkatkan produktivitas, daya saing, dan pendapatan masyarakat, serta menghemat biaya kesehatan. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), penurunan kemiskinan dan ketimpangan, serta peningkatan stabilitas sosial dan politik.
- Membuka peluang bisnis dan kerjasama. Investasi di sektor kesehatan dapat membuka peluang bisnis dan kerjasama, dengan cara meningkatkan permintaan dan penawaran layanan kesehatan, serta menciptakan pasar dan jaringan baru. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan investasi, ekspor, impor, dan lapangan kerja di sektor kesehatan, serta peningkatan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Kekurangan
- Memerlukan biaya yang besar dan berkelanjutan. Investasi di sektor kesehatan memerlukan biaya yang besar dan berkelanjutan, dengan cara membangun dan memelihara fasilitas kesehatan, mengembangkan dan melatih sumber daya manusia kesehatan, melakukan penelitian dan pengembangan teknologi kesehatan, serta menyediakan dan mengelola layanan kesehatan. Hal ini akan berdampak negatif pada peningkatan beban fiskal, utang, dan defisit anggaran pemerintah, serta peningkatan beban keuangan swasta dan masyarakat.
- Menghadapi risiko dan ketidakpastian yang tinggi. Investasi di sektor kesehatan menghadapi risiko dan ketidakpastian yang tinggi, dengan cara menghadapi perubahan kebijakan, regulasi, dan standar kesehatan, serta menghadapi persaingan, konflik, dan krisis kesehatan. Hal ini akan berdampak negatif pada peningkatan ketidakstabilan, kerugian, dan kegagalan investasi di sektor kesehatan, serta peningkatan ketegangan dan ketidakpercayaan antara berbagai pihak di sektor kesehatan.
- Memerlukan koordinasi dan kolaborasi yang baik. Investasi di sektor kesehatan memerlukan koordinasi dan kolaborasi yang baik, dengan cara menyelaraskan visi, misi, dan tujuan investasi di sektor kesehatan, serta mengintegrasikan dan mensinergikan berbagai program, kegiatan, dan sumber daya di sektor kesehatan. Hal ini akan berdampak negatif pada peningkatan kompleksitas, birokrasi, dan inefisiensi investasi di sektor kesehatan, serta peningkatan kesenjangan dan ketimpangan di sektor kesehatan.
Contoh Investasi di Sektor Kesehatan
Berikut adalah beberapa contoh investasi di sektor kesehatan yang telah dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat:
- Investasi pemerintah. Pemerintah Indonesia telah melakukan investasi di sektor kesehatan melalui berbagai program dan kebijakan, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Program Indonesia Sehat, Program Indonesia Cerdas, Program Indonesia Bebas Stunting, dan lain-lain. Investasi ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan, kualitas, dan keterjangkauan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, serta untuk mencapai target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di bidang kesehatan. Menurut data Kementerian Keuangan, alokasi anggaran kesehatan pada tahun 2020 adalah sebesar Rp 132,2 triliun, atau meningkat sekitar 2,4 kali lipat dari tahun 2015 yang sebesar Rp 54,5 triliun.
- Investasi swasta. Swasta Indonesia telah melakukan investasi di sektor kesehatan melalui berbagai bentuk, seperti pembangunan rumah sakit, klinik, laboratorium, dan apotek, pengembangan produk dan layanan kesehatan, serta penyediaan asuransi dan pembiayaan kesehatan. Investasi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat akan layanan kesehatan yang berkualitas, serta untuk memanfaatkan peluang bisnis dan kerjasama di sektor kesehatan. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan, total aset industri asuransi kesehatan pada tahun 2019 adalah sebesar Rp 24,9 triliun, atau meningkat sekitar 3,7 kali lipat dari tahun 2015 yang sebesar Rp 6,7 triliun.
- Investasi masyarakat. Masyarakat Indonesia telah melakukan investasi di sektor kesehatan melalui berbagai cara, seperti membayar iuran JKN, membeli produk dan layanan kesehatan, serta berpartisipasi dalam program dan kegiatan kesehatan. Investasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan, serta untuk mendukung upaya pemerintah dan swasta dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Menurut data Badan Pusat Statistik, rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk kesehatan pada tahun 2019 adalah sebesar Rp 67.216, atau meningkat sekitar 2,3 kali lipat dari tahun 2015 yang sebesar Rp 29.215.
Demikian artikel yang saya buat tentang investasi kesehatan semoga bermanfaat untuk anda yang ingin mencoba nya.