Investasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai aset dan mencapai tujuan keuangan. Namun, investasi juga membutuhkan waktu, pengetahuan, dan keterampilan yang cukup untuk mengelola portofolio investasi secara optimal. Bagi sebagian orang, investasi mungkin terasa merepotkan, melelahkan, atau bahkan menakutkan. Apakah Anda termasuk salah satu dari mereka?

Jika ya, maka Anda mungkin tertarik untuk mencoba investasi pasif. Investasi pasif adalah strategi investasi yang diterapkan dengan membatasi jumlah perputaran dana, serta jumlah pembelian dan penjualan dalam portofolio investasi. Investasi pasif juga melibatkan penggunaan portofolio terkelola, yaitu portofolio investasi yang disusun dan diurus oleh pihak profesional, seperti manajer investasi, robo-advisor, atau platform digital.

Dengan investasi pasif, Anda tidak perlu repot-repot memantau pergerakan pasar, menganalisis kinerja aset, atau mengambil keputusan jual beli. Anda hanya perlu menentukan tujuan, profil risiko, dan jangka waktu investasi Anda, lalu mempercayakan portofolio investasi Anda kepada pihak yang lebih berpengalaman. Dengan begitu, Anda dapat berinvestasi dengan lebih santai, sederhana, dan efisien.

Pengertian Investasi Pasif

Investasi pasif adalah strategi investasi yang bertujuan untuk mengikuti kinerja pasar atau indeks tertentu, tanpa mencoba mengalahkan atau melampaui kinerja tersebut. Investasi pasif berdasarkan pada asumsi bahwa pasar adalah efisien, artinya harga aset sudah mencerminkan semua informasi yang tersedia, sehingga tidak mungkin untuk mendapatkan keuntungan lebih dari rata-rata pasar.

Investasi pasif juga berdasarkan pada teori portofolio modern yang dikembangkan oleh Harry Markowitz pada tahun 1952. Teori ini menyatakan bahwa portofolio investasi yang optimal adalah portofolio yang memiliki tingkat risiko terendah untuk tingkat imbal hasil tertentu, atau sebaliknya, tingkat imbal hasil tertinggi untuk tingkat risiko tertentu. Teori ini juga menekankan pentingnya diversifikasi, yaitu penyebaran investasi pada berbagai jenis aset yang memiliki korelasi rendah atau negatif, sehingga dapat mengurangi risiko total portofolio.

Investasi pasif dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi salah satu cara yang paling umum dan populer adalah dengan menggunakan reksa dana indeks atau ETF (exchange-traded fund). Reksa dana indeks atau ETF adalah produk investasi kolektif yang mengikuti komposisi dan kinerja indeks tertentu, seperti IHSG, LQ45, S&P 500, atau indeks lainnya. Dengan menggunakan reksa dana indeks atau ETF, investor dapat memiliki portofolio investasi yang terdiversifikasi dengan baik sesuai dengan pilihan pasar atau indeks tertentu.

Kelebihan Investasi Pasif

Investasi pasif memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Biaya rendah : Investasi pasif memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi aktif, karena tidak memerlukan banyak aktivitas jual beli, analisis, atau penyesuaian portofolio. Biaya yang perlu dikeluarkan investor biasanya hanya biaya pembelian, penjualan, dan pengelolaan reksa dana indeks atau ETF, yang umumnya lebih murah daripada biaya reksa dana aktif atau produk investasi lainnya.
  • Risiko rendah : Investasi pasif memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi aktif, karena mengikuti kinerja pasar atau indeks, yang cenderung lebih stabil dan konsisten daripada kinerja aset individu. Selain itu, investasi pasif juga memiliki risiko yang lebih rendah karena diversifikasi yang baik, yang dapat mengurangi dampak volatilitas atau fluktuasi pasar.
  • Imbal hasil stabil : Investasi pasif memiliki imbal hasil yang lebih stabil dibandingkan dengan investasi aktif, karena mengikuti kinerja pasar atau indeks, yang cenderung memiliki tren positif dalam jangka panjang. Selain itu, investasi pasif juga memiliki imbal hasil yang lebih stabil karena tidak tergantung pada kemampuan atau keberuntungan investor dalam memilih atau mengelola aset.
  • Kemudahan : Investasi pasif memiliki kemudahan yang lebih besar dibandingkan dengan investasi aktif, karena tidak memerlukan banyak waktu, pengetahuan, dan keterampilan dalam mengelola portofolio investasi. Investor hanya perlu menentukan tujuan, profil risiko, dan jangka waktu investasi, lalu mempercayakan portofolio investasi kepada pihak profesional, seperti manajer investasi, robo-advisor, atau platform digital. Dengan demikian, investor dapat berinvestasi dengan lebih santai, sederhana, dan efisien.

Kekurangan Investasi Pasif

Investasi pasif juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

  • Fleksibilitas rendah : Investasi pasif memiliki fleksibilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi aktif, karena mengikuti kinerja pasar atau indeks, tanpa mencoba mengalahkan atau melampaui kinerja tersebut. Investor tidak dapat menyesuaikan portofolio investasi sesuai dengan kondisi pasar, preferensi, atau peluang yang ada. Investor juga tidak dapat memilih atau mengganti aset atau instrumen investasi yang ada di dalam portofolio investasi.
  • Kontrol rendah : Investasi pasif memiliki kontrol yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi aktif, karena portofolio investasi disusun dan diurus oleh pihak profesional, seperti manajer investasi, robo-advisor, atau platform digital. Investor tidak dapat mengawasi atau mengintervensi portofolio investasi secara langsung. Investor juga tidak dapat mengetahui atau memverifikasi kualitas, kinerja, atau biaya portofolio investasi.
  • Potensi rendah: Investasi pasif memiliki potensi yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi aktif, karena mengikuti kinerja pasar atau indeks, tanpa mencoba mengalahkan atau melampaui kinerja tersebut. Investor tidak dapat memperoleh keuntungan lebih dari rata-rata pasar, atau bahkan dapat mengalami kerugian jika pasar atau indeks mengalami penurunan. Investor juga tidak dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada di pasar, seperti arbitrase, momentum, atau value investing.

Manfaat Investasi Pasif

Investasi pasif dapat memberikan berbagai manfaat bagi investor, antara lain:

  • Diversifikasi portofolio : Dengan berinvestasi pasif, investor dapat melakukan diversifikasi portofolio investasi dengan menambahkan aset yang memiliki karakteristik dan kinerja yang berbeda dari aset lain. Diversifikasi portofolio dapat membantu investor mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja investasi, karena aset yang ada di dalam portofolio investasi memiliki korelasi yang rendah atau negatif.
  • Perlindungan nilai : Dengan berinvestasi pasif, investor dapat melindungi nilai aset atau pendapatan mereka dari inflasi, devaluasi mata uang, krisis ekonomi, atau ketidakstabilan politik. Hal ini karena aset yang ada di dalam portofolio investasi memiliki nilai yang cenderung meningkat atau stabil ketika biaya hidup meningkat, nilai mata uang menurun, atau ketidakpastian meningkat. Dengan demikian, investasi pasif dapat melindungi daya beli dan kekayaan investor.
  • Kemudahan investasi : Dengan berinvestasi pasif, investor dapat berinvestasi dengan lebih mudah, sederhana, dan efisien. Investor tidak perlu repot-repot memantau pergerakan pasar, menganalisis kinerja aset, atau mengambil keputusan jual beli. Investor hanya perlu menentukan tujuan, profil risiko, dan jangka waktu investasi, lalu mempercayakan portofolio investasi kepada pihak profesional, seperti manajer investasi, robo-advisor, atau platform digital.

Contoh Investasi Pasif

Berikut adalah beberapa contoh investasi pasif yang dapat dilakukan oleh investor :

  • Membeli reksa dana indeks : Investor dapat membeli reksa dana indeks di bank, lembaga keuangan, atau platform digital. Reksa dana indeks adalah reksa dana yang mengikuti komposisi dan kinerja indeks tertentu, seperti IHSG, LQ45, S&P 500, atau indeks lainnya. Investor dapat memilih reksa dana indeks sesuai dengan pilihan pasar atau indeks tertentu. Investor dapat menjual reksa dana indeks di pasar dengan harga yang sesuai dengan nilai indeks saat itu.
  • Membeli ETF : Investor dapat membeli ETF di bursa saham. ETF adalah dana yang diperdagangkan di bursa yang mengikuti harga aset tertentu, seperti emas, minyak, atau mata uang. Investor dapat memilih ETF sesuai dengan pilihan aset tertentu. Investor dapat menjual ETF kembali di bursa saham dengan harga yang sesuai dengan nilai aset saat itu.
  • Membeli portofolio terkelola: Investor dapat membeli portofolio terkelola di platform digital. Portofolio terkelola adalah portofolio investasi yang disusun dan diurus oleh pihak profesional, seperti manajer investasi, robo-advisor, atau platform digital. Investor dapat memilih portofolio terkelola sesuai dengan tujuan, profil risiko, dan jangka waktu investasi. Investor dapat menjual portofolio terkelola kembali di platform digital dengan harga yang sesuai dengan nilai portofolio saat itu.

Kesimpulan

Investasi pasif adalah strategi investasi yang diterapkan dengan membatasi jumlah perputaran dana, serta jumlah pembelian dan penjualan dalam portofolio investasi. Investasi pasif juga melibatkan penggunaan portofolio terkelola, yaitu portofolio investasi yang disusun dan diurus oleh pihak profesional, seperti manajer investasi, robo-advisor, atau platform digital. Dengan investasi pasif, investor dapat berinvestasi dengan lebih santai, sederhana, dan efisien. Demikian artikel yang saya buat tentang investasi pasif. Terimakasih, semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.