Château de Chinon adalah sebuah istana kerajaan yang terletak di tepi sungai Vienne di kota Chinon, Prancis. Istana ini didirikan oleh Theobald I, Comte de Blois, pada abad ke-10. Pada abad ke-11, istana ini menjadi milik para Comte de Anjou, yang kemudian menjadi raja-raja Prancis dari Wangsa Plantagenet. Istana ini juga pernah menjadi tempat tinggal atau berkunjung bagi tokoh-tokoh bersejarah seperti Jeanne d’Arc, Charles VII, dan Henri IV.

Istana ini memiliki arsitektur yang menarik, karena mencerminkan empat periode sejarah yang berbeda, yaitu: abad pertengahan, Gotik, Renaisans, dan Klasik. Di dalam kompleks istana ini, terdapat empat sayap yang mewakili empat gaya arsitektur tersebut. Sayap-sayap ini memiliki fasad, menara, tangga, dan ruangan yang berbeda-beda. Istana ini juga memiliki koleksi seni dan benda-benda berharga yang mencapai lebih dari 10.000 buah.

Sejarah

Château de Chinon pertama kali disebutkan dalam catatan sejarah pada tahun 854, ketika benteng Blisum castrum diserang oleh pemimpin Viking Hastein. Pada abad ke-10 dan ke-11, para Comte de Blois bergabung untuk membangun kembali benteng tersebut. Mereka membangun sebuah menara besar dan sebuah gereja di atas bukit yang menghadap ke sungai Vienne.

Pada tahun 1156, Henry II dari Inggris, yang merupakan anggota Wangsa Plantagenet, merebut istana ini dari saudaranya Geoffrey, Comte de Nantes, setelah Geoffrey memberontak untuk kedua kalinya. Henry menjadikan istana ini sebagai tempat tinggalnya dan memperluasnya dengan menambahkan sayap baru dengan gaya Gotik2Di sini juga terdapat apartemen pribadi Henry dan istrinya Eleanor dari Aquitaine.

Pada tahun 1205, Raja Philip II dari Prancis mengepung dan merebut istana ini dari putra Henry II, John Lackland. Philip menghancurkan sebagian besar benteng lama dan membangun sayap baru dengan gaya RenaisansDi sini juga terdapat apartemen pribadi Philip dan istrinya Agnes dari Merania.

Pada tahun 1429, Jeanne d’Arc datang ke Château de Chinon untuk bertemu dengan Charles VII, yang saat itu masih menjadi dauphin (pewaris takhta) Prancis. Jeanne meyakinkan Charles untuk mengklaim gelar raja dan memimpin pasukannya untuk mengusir tentara Inggris yang menyerbu Prancis selama Perang Seratus TahunCharles kemudian dinobatkan sebagai raja di Reims dan menjadikan istana ini sebagai tempat tinggalnya selama beberapa tahun.

Pada tahun 1498, Louis XII menjadi raja Prancis setelah kematian sepupunya Charles VIII. Louis memperbaiki istana ini dengan menambahkan beberapa ornamen seperti lumba-lumba (lambang Louis) dan landak (lambang istrinya Anne dari Bretagne)Louis juga memindahkan koleksi senjata dan peralatan perangnya ke istana ini.

Pada tahun 1518, Francis I menjadi raja Prancis setelah kematian Louis XII. Francis adalah suami putri Louis XII, Claude. Francis memperindah istana ini dengan menambahkan beberapa ukiran dan lukisan dengan gaya Renaisans ItaliaDi sini juga terdapat apartemen pribadi Francis dan istrinya Claude.

Pada tahun 1560, Francis II meninggal di Château de Chinon karena sakit. Ia digantikan oleh adiknya Charles IX, yang saat itu masih berusia 10 tahun. Ibunya Catherine de Medici menjadi wali raja dan memerintah dari istana ini. Catherine berusaha menyelesaikan konflik antara kaum Katolik dan Protestan yang memecah belah Prancis selama Perang Agama Prancis.

Pada tahun 1589, Henri III, putra Catherine de Medici, dibunuh oleh seorang biarawan fanatik di Saint-Cloud. Ia digantikan oleh sepupunya Henri IV, yang merupakan raja pertama dari Wangsa Bourbon. Henri IV adalah seorang Protestan yang kemudian berpindah agama menjadi Katolik untuk mendapatkan dukungan rakyat Prancis. Henri IV lahir di Château de Chinon pada tahun 1553 sebagai putra dari Antoine de Bourbon dan Jeanne d’Albret.

Pada tahun 1631, Louis XIII memberikan Château de Chinon kepada adiknya Gaston d’Orléans sebagai tempat tinggalnya. Gaston membangun sayap terakhir dengan gaya Klasik yang menghadap ke kota. Sayap ini dirancang oleh arsitek François Mansart dan memiliki fasad yang simetris dan elegan. Namun, sayap ini tidak pernah selesai karena Gaston terlibat dalam pemberontakan melawan saudaranya dan kemudian melawan keponakannya Louis XIV.

Pada abad ke-18, Château de Chinon digunakan sebagai tempat tinggal bagi beberapa bangsawan dan gubernur. Pada tahun 1788, istana ini menjadi tempat pertemuan Dewan Negara yang membahas reformasi pajak yang diusulkan oleh Menteri Keuangan Jacques Necker. Namun, reformasi ini ditolak oleh kaum bangsawan dan rakyat jelata, yang kemudian memicu Revolusi Prancis tahun berikutnya.

Pada abad ke-19, Château de Chinon mengalami kerusakan akibat Perang Napoleon dan Revolusi Juli 1830. Pada tahun 1840, istana ini ditetapkan sebagai monumen bersejarah oleh Raja Louis-Philippe, yang juga mendirikan museum sejarah Prancis di sana. Pada tahun 1845, istana ini dikunjungi oleh Ratu Victoria dari Inggris, yang terkesan dengan keindahan dan kekayaannya.

Pada abad ke-20, Château de Chinon menjadi saksi bisu dari Perang Dunia Pertama dan Kedua, yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan di kota Chinon. Pada tahun 1940, istana ini disita oleh tentara Jerman dan digunakan sebagai markas mereka. Pada tahun 1944, istana ini dibebaskan oleh tentara Amerika dan Prancis.

Atraksi dan Kegiatan

Château de Chinon menawarkan berbagai atraksi dan kegiatan yang dapat dinikmati oleh pengunjung dari segala usia. Berikut adalah beberapa contohnya:

Akses Lokasi untuk Mencapai Château de Chinon

Château de Chinon terletak di tepi sungai Vienne di kota Chinon, Prancis. Anda dapat mencapai Château de Chinon dengan menggunakan berbagai moda transportasi. Berikut adalah beberapa cara untuk menuju Château de Chinon:

  • Dengan kereta api: Anda dapat naik kereta api dari Paris Montparnasse ke Tours, yang memakan waktu sekitar 1 jam. Dari Tours, Anda dapat naik bus nomor 3 ke Chinon, yang memakan waktu sekitar 1 jam 15 menit. Dari terminal bus, Anda dapat berjalan kaki selama 10 menit atau naik taksi ke istana.
  • Dengan mobil: Anda dapat mengemudi dari Paris ke Chinon melalui jalan tol A10, yang memakan waktu sekitar 3 jam. Anda dapat parkir mobil Anda di salah satu tempat parkir umum yang ada di dekat istana.
  • Dengan bus: Anda dapat naik bus dari Paris Bercy ke Tours, yang memakan waktu sekitar 3 jam 30 menit. Dari Tours, Anda dapat naik bus nomor 3 ke Chinon, yang memakan waktu sekitar 1 jam 15 menit. Dari terminal bus, Anda dapat berjalan kaki selama 10 menit atau naik taksi ke istana.

Tips Pengunjung

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda menikmati Château de Chinon dengan lebih baik:

  • Bawa kamera Anda untuk mengabadikan momen-momen indah Anda di istana. Jangan lupa untuk menghormati tanaman-tanaman dan benda-benda bersejarah yang ada di dalam istana dan tidak merusaknya saat berfoto.
  • Bawa topi, kacamata hitam, tabir surya, dan air minum untuk melindungi diri Anda dari panas matahari. Suhu di Chinon bisa mencapai 30 derajat Celsius pada musim panas.
  • Bawa uang tunai untuk membayar tiket masuk ke istana, atau untuk membeli oleh-oleh khas Prancis. Beberapa tempat mungkin tidak menerima kartu kredit atau ATM.
  • Bawa jaket atau sweater untuk menghangatkan diri Anda saat malam hari. Suhu di Chinon bisa turun hingga 10 derajat Celsius pada malam hari.
  • Bawa semprotan anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk yang bisa mengganggu kenyamanan Anda. Nyamuk bisa menjadi masalah di daerah pedesaan seperti Chinon.

Château de Chinon adalah sebuah istana kerajaan yang memiliki sejarah dan arsitektur yang luar biasa. Di sini, Anda dapat menyaksikan jejak-jejak dari masa Comte de Blois hingga Revolusi Prancis, serta mengagumi empat gaya arsitektur yang berbeda dari abad pertengahan hingga abad ke-17. Anda juga dapat menikmati berbagai atraksi dan kegiatan yang disediakan oleh istana, seperti museum-museum, pertunjukan cahaya dan suara, tur-tur khusus, aktivitas interaktif, dan kota Chinon.